Nurhalimah, bloger muda, juga pelajar Muhamadyah Meulaboh menulis subjudul blognya dengan kalimat ‘Menulis Untuk Perubahan’. Menurutnya, menulis tidak hanya sekedar menumpahkan rasa dan media digital untuk catatan harian, tetapi lebih dari itu bahwa dengan menulis dimampukan untuk melahirkan peristiwa. Dan peristiwa itu adalah perubahan baik bagi dirinya sendiri maupun bagi lingkungan sekitar. “Dengan menulis, kita bisa mengembangkan pengetahuan, bakat dan kemampuan, dan orang lain pun bisa belajar dan selanjutnya bisa saling berbagi” ucapnya.
Adinovanta, seorang bloger muda yang lain, pelajar SMA Negeri 2 Meulaboh Aceh Barat punya pandangan yang berbeda. Menurutnya semua media digital, termasuk media jaringan sosial seperti facebook dan twiter atau koprol memiliki fungsi yang berbeda-beda. “Media jaringan sosial seperti facebook, twitter dan koprol fungsinya adalah sosialisasi diri, bukan idea tau gagasan” katanya.
”‘Bagi saya, blog memiliki nilai lebih, bukan hanya sosialisasi diri tetapi juga mengembangkan gagasan baru dan pengetahuan baru. Hanya saja mengapa menjadi tidak terlalu popular karena budaya membaca kita masih minim” lanjutnya. Hal yang sama pun disampaikan oleh Kris Bheda Somerpes, menurutnya ‘nge-Blog itu bukan catatan harian, tetapi buku. Dan pemahaman untuk sampai pada kesimpulan itu, bahwa blog adalah buku pengandaiannya budaya membaca kita berkembang. Dan semoga dengan nge-Blog media alternative untuk membaca semakin banyak” katanya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar